Gaji yang Tidak Sesuai dengan Workload
Terkadang demi kepentingan bisnis dan sirkulasi modal pada suatu perusahaan, menekan pengeluaran dengan memangkas jumlah karyawan menjadi satu-satunya pilihan. Pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh beberapa orang dilimpahkan hanya pada satu orang. Dengan workload yang tinggi, karyawan cepat atau lambat akan merasa overwhelmed karena tidak adanya work-life balance dan berujung mengajukan resign.
Perusahaan harus memberikan gaji yang setara dengan pekerjaan yang diberikan. Apabila gaji tidak sesuai dengan workload, karyawan akan kabur demi kesehatan mental dan fisiknya. Bahkan, gaji yang tinggi dengan workload yang tinggi pun tidak menjamin karyawan akan bertahan karena kesehatan mental dan fisik jauh lebih penting. Maka, pengaturan workload yang dimiliki masing-masing karyawan dan pemberian fasilitas untuk kesehatan mental seperti counseling, cuti, ataupun retret perlu dilakukan oleh perusahaan.
Rumus Employee Turnover Rate Bulanan
Untuk menghitung persentase employee turnover bulanan dapat dihitung dengan rumus:
TO Bulanan = Jumlah Karyawan Resign / (Jumlah Karyawan Awal Bulan + Jumlah Karyawan Akhir Bulan)/2 x 100
Apa Yang Dimaksud Turnover Rate?
Dilansir dari laman Criteria, turnover rate mengacu pada persentase karyawan yang keluar dari perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
Tingkat turnover rate yang tinggi bisa merugikan perusahaan karena karyawan yang keluar sering kali perlu diganti. Bagi recruiter, mengisi posisi yang kosong bisa menjadi aktivitas yang memakan waktu, dan membiarkan posisi kosong terlalu lama bisa berdampak negatif pada perusahaan.
Singkatnya, turnover rate adalah suatu metrik yang digunakan untuk mengukur tingkat pergantian karyawan dalam suatu organisasi selama periode tertentu.
Biasanya, turnover rate dihitung sebagai persentase dari jumlah karyawan yang meninggalkan organisasi dibandingkan dengan total jumlah karyawan. Hal ini tentunya perlu diperhatikan oleh berbagai pihak, baik recruiter, perusahaan, hingga jobseeker.
Berapa Turnover Rate Yang Baik
Sebenarnya, tidak ada turnover rate yang benar-benar baik, karena hal ini dipengaruhi juga oleh beberapa faktor.
Turnover rate karyawan yang ‘baik’ dapat bergantung pada rata-rata industri, ukuran perusahaan, dan sifat pekerjaan. Namun, secara umum, tingkat pergantian sekitar 10% sering dianggap paling ‘sehat’ di semua industri.
Hal ini memungkinkan adanya keseimbangan antara mempertahankan pengetahuan institusional dan memungkinkan ide dan perspektif baru untuk masuk ke dalam perusahaan.
Namun, penting juga bagi perusahaan untuk mempertimbangkan alasan di balik turnover employee rate mereka, karena tidak semua turnover rate bersifat negatif.
Mengapa Jobseeker Harus Memperhatikan Turnover?
Bagi pencari kerja, tingkat turnover dari sebuah perusahaan harus selalu diperhatikan, karena didalamnya terdapat informasi tentang lingkungan kerja, budaya organisasi, dan stabilitas perusahaan.
Di samping itu, sebagai jobseeker, kamu juga harus tau kriteria turnover yang tinggi dan rendah untuk beberapa aspek perusahaan. Kamu bisa mencari tahu dengan beberapa cara di bawah ini:
Itu dia beberapa penjelasan terkait turnover rate, cara menghitung, penyebab, hingga alasan mengapa jobseeker harus memperhatikannya! Seperti yang dijelaskan di atas, turnover rate ini bisa sangat penting loh untuk kamu gunakan ketika mencari perusahaan impian. Jadi jangan lupa dicatat dan diperhatikan, ya!
Kamu juga bisa nih mencari peluang bekerja di perusahaan impian yang memiliki tingkat turnover rendah dengan pilihan lowongan kerja terbaru di Dealls!
Di sini kamu juga bisa mencari kesempatan baru dengan tingkat lolos dan diterima yang lebih tinggi lewat fitur kesempatan lebih tinggi dari Dealls!
Yuk, kembangkan kariermu sekarang dan mulai cari perusahaan impian di Dealls!
Turnover rate là gì? Turnover rate phản ánh tình hình nhân sự tại doanh nghiệp theo các chiều hướng bình ổn, tốt lên hay xấu đi hiện nay. Để hiểu rõ hơn về turnover rate bạn có thể tham khảo bài viết sau đây của Viindoo.
Semua jenis usaha memiliki tingkat labor turnover (LTO) yang berbeda. Ada perusahaan yang punya turnover rate rendah, di mana sebagian besar karyawannya betah bertahan hingga pensiun. Namun, sebaliknya, ada juga yang punya turnover tinggi yang ditandai dengan pegawai yang keluar masuk silih berganti, di mana karyawan hanya bertahan satu atau dua tahun, atau bahkan hanya dalam hitungan bulan.
Umumnya perusahaan menghitung LTO dengan metode tahunan disesuaikan dengan periode anggaran perusahaan. Namun, ada cara lain menghitung LTO, yaitu dengan metode bulanan, yang mengukur persentase karyawan keluar dalam periode waktu bulanan.
Baca Juga: Menghitung Labor Turnover atau Turnover Rate Karyawan, Pentingkah?
LTO bulanan merupakan rasio karyawan yang keluar atau tidak lanjut bekerja, terhadap rata-rata jumlah karyawan dalam periode waktu bulanan. Rumus turnover rate bulanan adalah:
LTO = jumlah karyawan keluar_ x 100rata-rata jumlah karyawan
Misalnya jumlah karyawan yang keluar dalam tiga bulan terakhir adalah 10, sementara jumlah rata-rata karyawan periode itu 200 orang, maka LTO untuk tiga bulan adalah:
LTO = 10/200 x 100 = 5%
LTO bulanan ini lebih tepat diterapkan oleh perusahaan yang menggunakan periode tutup buku kurang dari setahun, misalnya periode tiga bulanan (trimester), empat bulanan (kuartal), atau enam bulanan (semester). Metode hitung ini juga cocok apabila perusahaan mempekerjakan karyawan PKWT dan pekerja musiman. Sebab, perputaran karyawan kontrak berdasarkan waktu tertentu bisa terjadi dalam hitungan bulan.
Dengan menghitung turnover rate karyawan dengan metode bulanan, HR dapat mengetahui persentase karyawan yang tidak lanjut bekerja atau keluar dari perusahaan dalam periode waktu yang lebih pendek, termasuk karyawan yang kontraknya habis. Sedangkan dalam kasus karyawan yang resign sukarela, HR dapat mengenali alasan apa yang paling banyak menyebabkan pengunduran diri tersebut.
Selain itu, manfaat lainnya adalah memetakan pada bulan apa terjadi turnover tertinggi di perusahaan. Ini berguna bagi HR dalam merumuskan program preventif yang tepat untuk menekan LTO.
LTO umumnya mengungkap masalah tersembunyi dalam organiasi. Turnover rate sering dikaitkan dengan masalah ketidakpuasan karyawan terhadap pekerjaan maupun perusahaan, sehingga mereka cenderung mencari yang lebih baik. Faktor penyebabnya tidak soal gaji semata, melainkan bisa karena alasan lain.
Para pakar SDM, misalnya Gallup Consultant, menemukan bahwa voluntary turnover di tempat kerja muncul karena rasa tidak bahagia dan tidak terlibat atau terikat secara emosional (enganged) dengan pekerjaan. Turnover ini dapat ditekan dengan meningkatkan employee engagement.
Sebagai contoh, karyawan yang kompeten bisa menjadi tidak produktif karena tidak dilibatkan dalam proyek penting, tidak mendapat pelatihan, atau hanya sebagai pelengkap tim kerja yang dibentuk atasan. Akibatnya ia merasa tersisih, merasa bukan bagian dari organisasi, dan bahkan tidak peduli dengan tujuan perusahaan. Ia menganggap pekerjaannya tak lebih dari rutinitas harian.
Gallup menggolongkan karyawan semacam ini ke dalam tipe not engaged, yang cirinya antara lain hanya fokus pada tugas harian, kurang inisiatif, dan cenderung menunggu perintah. Jika tidak ada solusi, maka karyawan akan bosan dan berubah menjadi actively disengaged dan tidak punya lagi semangat kerja.
Jika perusahaan memiliki banyak pekerja yang not engaged atau disengaged, maka kemungkinan turnover rate tinggi. Keputusan mereka untuk bertahan atau resign sama-sama merugikan perusahaan.
Jika mereka resign, perusahaan menanggung biaya rekrutmen pegawai pengganti yang lebih besar. Sebaliknya, apabila bertahan dan perusahaan tidak melakukan apa-apa, maka dapat menyebabkan inefisiensi karena perusahaan membayar biaya gaji karyawan yang tidak/kurang produktif.
Nah, untuk menganalisis apakah perusahaan kamu sudah efisien, maka perlu membandingkan jumlah tenaga kerja, produktivitas, dan biaya gaji yang dikeluarkan perusahaan. Kamu bisa menggunakan HRIS software Gadjian.
Aplikasi berbasis teknologi cloud ini memiliki fitur analisis kinerja karyawan yang menyajikan demografi pekerja di perusahaan. Data statistik per periode tertentu yang dapat kamu tetapkan sesuai kebutuhan akan memberikan informasi jumlah tenaga kerja (headcount) dan biaya gaji karyawan.
Baca Juga: Cara Menghitung Turnover Rate Tahunan Karyawan
Kamu dapat mengevaluasi apakah beban gaji karyawan sesuai dengan produktivitas yang dihasilkan. Jika gaji membengkak dan produktivitas rendah, maka kemungkinan ada karyawan yang demotivasi dan disengaged, sehingga HR perlu menerapkan strategi peningkatan engagement yang tepat.
Selain menganalisis kinerja dan biaya gaji, Gadjian sangat efisien untuk menghitung gaji karyawan setiap bulan, dengan memasukkan semua komponen seperti gaji pokok, tunjangan, lembur, bonus, THR, BPJS, dan PPh 21. Sistem hitung otomatis membuat aplikasi ini minim kesalahan.
Membayar gaji karyawan juga bisa menggunakan aplikasi penggajian yang terintegrasi dengan internet banking Mandiri Cash Management ini. Cukup sekali klik di Gadjian, gaji karyawan otomatis masuk ke rekening mereka masing-masing.
Dalam dunia HRD, anda tidak asing dengan istilah employee turnover yang sering menjadi tantangan tersendiri. Terjadinya karyawan yang keluar dan masuk memang hal yang wajar, tetapi akan menjadi hal yang tidak baik jika hal tersebut terlalu sering.
Jika tidak anda kendalikan, arus employee turnover dapat berdampak buruk bagi perusahaan. Untuk mengetahui tingkatan employee turnover, HRD dan perusahaan dapat menghitung employee turnover rate.
Mari kita simak bagaimana cara menghitungnya disini.
Turnover Involuntary Employee
Kamu harus melakukan klasifikasi karyawan yang merupakan involuntary employee untuk mengetahui jumlah involuntary employee. Dari selisih pegawai akhir tahun dengan awal tahun, maka pilihlah jumlah involuntary employee diantaranya.
Manajemen Yang Kurang Baik
Manajemen yang tidak efektif dapat secara signifikan mempengaruhi pengalaman karyawan dalam sebuah perusahaan. Kesalahan komunikasi, kurangnya feedback, dan kegagalan dalam menangani masalah karyawan dapat menyebabkan tingkat pengunduran diri yang lebih tinggi.
Cara Menghitung Employee Turnover Rate
Karena employee turnover bukan hal yang sepele, HRD wajib menghitung berapa persen employee turnover rate untuk kemudian dianalisis lebih lanjut.
Umumnya, hasil analisis dapat berupa strategi atau perencanaan kinerja HRD di periode mendatang.
Kurangnya Kepuasan Kerja
Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap tingginya tingkat turnover karyawan adalah kepuasan kerja yang rendah. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti pekerjaan yang membosankan hingga work life balance yang tidak terpenuhi.