Kisah Nabi Musa AS Dihanyutkan ke Sungai Nil
Saat ia mendengar prajurit Fir’aun mendekat ke rumahnya, Musa AS dibawa keluar dengan keranjangnya dan dihanyutkan ke Sungai Nil yang berada di belakang rumahnya. Dalam Alquran disebutkan dalam kata-kata ini: “Maka Kami kirimkan ilham ini kepada ibu Musa: “Susulah (anakmu), tetapi jika kamu khawatir tentang dia, buang dia ke dalam sungai, tetapi jangan takut atau bersedih hati: karena Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan Kami akan menjadikannya salah satu dari utusan Kami.” (Alquran, 28:7)
Membelah Lautan dengan Tongkat
Tongkat Nabi Musa juga bisa membelah laut atas kehendak Allah. Laut yang terbelah menjadi jalan bagi Musa dan pengikutnya untuk menyelamatkan diri dari kejaran Firaun beserta tentaranya.
Saat Nabi Musa dan rombongan telah sampai di daratan seberang, Firaun juga pasukannya masih berada di tengah laut yang terbelah. Kemudian seketika laut menyatu kembali dan menenggelamkan Firaun bersama pasukannya.
Mukjizat dan kisah Nabi Musa mengenai lautan terbelah dengan tongkat tercantum dalam Surah Asy-Syuara ayat 63-66.
Kisah Nabis AS Mendapatkan Wahyu
Istrinya pun disuruh untuk tetap tinggal di tempatnya dan ia pergi ke api tersebut. Saat mendekati api, Nabi Musa AS melihat bahwa api itu berasal dari pohon hijau tetapi tidak ada seorang pun yang hadir. Nabi Musa AS memperhatikan sekitarnya dengan terheran dan tiba-tiba mendengar sebuah suara yang mengatakan, “Wahai Musa, aku adalah Tuhanmu!”. Suara itu juga menyuruhnya untuk melempar tongkatnya ke tanah. Setelah Nabi Musa AS melemparnya, tiba-tiba saja tongkatnya berubah menjadi ular dan membuatnya ketakutan. Musa AS kemudian diperintahkan untuk mengangkat ular itu tanpa rasa takut dan ketika dia melakukannya, ular itu berubah kembali menjadi tongkat.
Kemudian tangan Nabi Musa AS diminta untuk diletakkan di bawah ketiaknya. Ketika dia menariknya lagi, tangannya bersinar dengan cahaya terang, seperti matahari. Suara Ilahi berkata kepadanya, “Wahai Musa! Ini adalah dua Tanda Kebesaran Tuhanmu. Kembalilah kepada Fir'aun dan kaumnya dan ajaklah mereka menghadap Tuhanmu!"
Kisah Nabi Musa AS melarikan diri ke Madyan
Kisah Nabi Musa AS Lahir
Musa AS lahir pada masa Fir'aun yang dalam sejarah merupakan masa paling bermuatan politik. Fir'aun merupakan salah satu kekuatan dominan di negeri tersebut. Bahkan ia menyebut dirinya sebagai dewa karena sangat kuat dan tidak ada yang bisa melawannya. Fir’aun membagi-baikan golongan kelas, membagi orang-orang ke dalam kelompok dan suku.
Orang-orang Yahudi, anak-anak Israel, ditempatkan pada tingkat terendah dari masyarakat Mesir. Mereka adalah budak dan pelayan. Keluarga Musa AS sendiri termasuk dari anak-anak Israel tersebut.
Ilustrasi Nabi Yusuf.
Nabi Musa AS dibesarkan di rumah Fir'aun dan terbiasa dengan urusan negara. Ketika beranjak usia dewasa, sekali terlibat dalam perkelahian antara orang Israel dan orang Mesir, Musa AS mengakibatkan pembunuhan secara sembrono. Kemudian Nabi Musa AS pergi ke Madyan tempat di mana ia menikahi Safura putri Nabi Shuaib AS. Setelah tinggal beberapa waktu di Madyan, dia pergi untuk kembali ke Mesir. Dalam perjalanannya ke Mesir di malam dengan cuaca dingin yang parah, Nabi Musa AS dan istrinya melihat ada api di kejauhan saat tersesat.
Tangan Memancarkan Cahaya
Dalam Surah Al-Qashash ayat 32, Surah An-Naml ayat 12, dan Surah Thaha ayat 22-23, Allah menerangkan mukjizat Musa yaitu tangan yang bercahaya.
Nabi Musa diperlihatkan Allah kelebihan yang diberikan kepada dirinya. Ia diperintahkan oleh Allah SWT untuk memasukan tangannya ke kantong baju, kemudian tiba-tiba tangannya mengeluarkan cahaya putih bagaikan sepotong bulan yang bersinar.
Konflik di Laut Merah
Terbaru, Laut Merah dipenuhi dengan konflik dan dinyatakan tidak aman karena terjadi baku tembak antara kelompok Houthi Yaman dengan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Houthi yang mendapat serangan dari AS dan Inggris kemudian mulai melancarkan serangan terhadap kapal-kapal asing. Kelompok ini juga menyerukan akan melakukan penyerangan terhadap mereka yang pro-Israel, sebagai bentuk solidaritas untuk Palestina.
Penyerangan terhadap kapal kargo tersebut pun dilakukan Houthi untuk meningkatkan biaya ekonomi bagi negara Yahudi agar pembantaian di Gaza berhenti. Sayangnya konflik yang terjadi menyebabkan pengiriman bahan baku hingga rantai pasok pun terganggu akibat konflik yang terjadi di Laut Merah.
Terbaru pihak Houthi mengaku akan bersikap lebih lunak dan menjanjikan keamanan bagi kapal milik China dan Rusia.
Laut Merah menjadi salah satu perairan besar yang penting dalam perdagangan maritim Mesir pada 2000-an SM. Kemudian pada 600 SM, bangsa Fenisia menjelajahi pantai Laut Merah dalam penjelajahan keliling Afrika.
Mereka disebut menggali kanal-kanal dangkal antara Sungai Nil dan Laut Merah.
Dalam sejarahnya pada 800 M, Khalifah Harun al-Rashid mengusulkan untuk membuat terusan yang menghubungkan Laut Merah dan Laut Tengah. Namun terusan ini baru terlaksana pembangunannya di masa pemerintahan diplomat Perancis Ferdinand de Lesseps pada 1869.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Selain bisa berubah menjadi ular, tongkat Nabi Musa juga dapat membelah lautan. Tentu atas kehendak Allah SWT. Mukjizat Nabi Musa ini terjadi saat dikejar oleh pasukan Firaun.
Nabi Musa mendapat perintah dari Allah SWT untuk keluar meninggalkan Mesir bersama Bani Israil. Mendengar kabar tersebut, Fir’aun kemudian mengutus orang-orang di daerah kekuasaannya yang bertugas untuk mengumpulkan prajurit-prajuritnya.
Saat itu, rombongan Nabi Musa sangat kecil dibandingkan dengan balatentara Firaun. Setelah pengejaran, Fir’aun dan bala tentaranya akhirnya dapat menyusul rombongan Musa pada waktu matahari terbit.
Pengikut-pengikut Nabi Musa mulai takut dan gusar. Namun, mereka ditenangkan oleh Nabi Musa bahwasanya Allah SWT bersama Nabi Musa dan ia telah mendapat petunjuk dari-Nya.
Allah SWT lantas memberi wahyu kepada Musa, “Pukullah laut itu dengan tongkatmu.” Nabi Musa pun segera memukulkan tongkat yang dibawanya ke lautan.
Seketika laut pecah terbelah menjadi 12 bagian. Tiap bagiannya seperti gunung yang besar, kanan-kirinya menjadi jalan yang bisa dilewati serta tidak basah. Kemudian Allah menyelamatkan Nabi Musa beserta kaumnya keluar melintasi laut.
Setelah pengikut Nabi Musa paling akhir melintas keluar dari laut, barulah barisan awal pasukan Firaun memasuki laut. Fir’aun dan pasukannya segera memasuki belahan laut Merah itu, ketika seluruh pasukannya telah masuk dan berada di tengah-tengah lautan, Allah segera memerintahkan Nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya kembali ke laut sehingga laut yang terbelah segera kembali seperti sedia kala.
Dengan demikian, tak ada seorang pun dari rombongan Firaun dapat menyelamatkan diri. Mereka hancur binasa ditelan lautan beserta kesombongan dan kekafiran mereka.
Allah berfirman, “Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat) dan tetapi adalah kebanyakan mereka tidak beriman.” (QS Asy-Syu’ara: 65-67).
Itulah kisah mukjizat tongkat Nabi Musa saat melawan Firaun. Wallahu’alam.
Ilyasa’ (as) adalah salah satu nabi Bani Israel. Nama lengkapnya adalah Yasa bin Akhthub ibn ash-Shakhuz, yang merupakan murid nNabi Ilyas (as) dan menjadi nabi setelahnya.
Banyak kisah telah diceritakan tentang dua nabi besar ini, seperti seorang wanita dari Bani Israel yang memiliki anak bernama Ilyaa’ bin Akhtub membawa Ilyas ke rumahnya untuk menyembunyikannya dari musuh; untuk berterima kasih kepadanya, Nabi Ilyas berdoa untuk putranya Ilyasa’ yang sakit parah, dan kondisi anak itu membaik dan penyakitnya hilang. Melihat keajaiban ini, Ilyasa’ percaya pada Nabi Ilyas dan terus bersamanya sejak saat itu.
Beberapa orang mengatakan bahwa Nabi Ilyasa’ memiliki hubungan keluarga dengan Nabi Ilyas dan mereka adalah sepupu, dan setelah kematian Nabi Ilyas, Ilyasa’ mengajak masyarakat orang untuk menyembah Allah swt.
Banyak mukjizat telah dimiliki Nabi Ilyasa’. Diantaranya adalah, bahwa dia juga berjalan di atas air seperti Nabi Isa (as), menghidupkan orang mati dan menyembuhkan orang buta sejak lahir dan orang yang menderita kusta.
Nama Ilyasa’ disebut dua kali dalam Alquran di dalam surah Al-An’am dan surah Shad. Dalam surah Al-An'am disebutkan bahwa ia adalah keturunan Nabi Ibrahim (as), tetapi tidak disebutkan apakah ia salah satu dari nabi bani israel atau bukan. Dan ia juga dipuji dalam surah Shad dan disebutkan dengan baik bersama dengan dua nabi "Ismail (as)" dan "Zulkifli (as)".
Di dalam Taurat dan Kitab Raja-Raja, nama nabi ini adalah Elisa bin Shafat; Arti Ilyasa’ dalam bahasa Ibrani adalah "penyelamat" dan arti dari Shafat adalah "hakim". Dia memiliki posisi yang tinggi dan penuh ketekunan.
Ketika Nabi Ilyasa’ ingin memilih pengganti untuk dirinya, dia berkata: Siapa pun dapat menerima tugas ini, dimana ia berpuasa di siang hari dan beribadah di malam hari dan tidak pernah marah saat menghakimi. Nabi Allah memberitahukan syarat ini kepada umatnya tiga kali, dan dalam tiga kali, pemuda yang tidak dihargai orang dan dianggap miskin, menerima syarat tersebut, dan pada hari ketiga Nabi Ilyasa’, memilihnya sebagai penggantinya dan ketika dia memenuhi janjinya, Allah memujinya dan menamainya dengan Dzulkifli.
Ada sebuah makam di Al-Awjam, semenanjung Arab sebelah timur di wilayah Syiah Arab, yang dikaitkan dengan Nabi Ilyasa’. Namun, makam ini telah hancur. Makam lain di Turki dikaitkan dengan Nabi Ilyasa’. (HRY)
Nabi Musa AS merupakan salah satu dari nabi yang perlu kita Imani dan kita pelajari. Nabi Musa AS termasuk ke dalam Ulul Azmi yang artinya memiliki mukjizat melalui kehendak Allah SWT.
Bisa dikatakan bahwa Nabi Musa AS adalah nabi dengan mukjizat yang banyak dan terkenal. Salah satu kisah mukjizatnya yang tersohor adalah ketika beliau membelah laut merah untuk menenggelamkan Firaun atas kehendak Allah SWT.
Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut adalah mukjizat dari Nabi Musa AS yang dikisahkan oleh Allah SWT melalui firmanNya dalam surah Al-Qur'an, yaitu:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terangkatnya Gunung Sinai
Allah menjelaskannya dalam Surah Al-Baqarah ayat 63 & 93, juga dalam Surah An-Nisa ayat 154.
"(Ingatlah) ketika Kami mengambil janjimu dan Kami angkat gunung (Sinai) di atasmu (seraya berfirman), "Pegang teguhlah apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!" Mereka menjawab, "Kami mendengarkannya, tetapi kami tidak menaatinya." Diresapkanlah ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah patung) anak sapi karena kekufuran mereka. Katakanlah, "Sangat buruk apa yang diperintahkan oleh keimananmu kepadamu jika kamu orang-orang mukmin!" (QS Al-Baqarah: 93)
Quran Kemenag memberi penjelasan bahwa pengangkatan gunung dimaksudkan sebagai peringatan kepada Bani Israil agar selalu menepati janji mereka untuk melaksanakan ajaran Taurat.
Ilustrasi Nabi Musa saat membelah laut merah
Orang-orang Bani Israel pun dikumpulkan oleh Musa AS untuk berangkat ke Palestina. Fir'aun yang mengetahui pelarian itu langsung bergegas untuk menyusul mereka dengan membawa pasukan besar. Ketika Musa AS sudah sampai di Laut Merah bersama dengan orang-orang Bani Israel, terlihat Fir’aun menuju ke arah mereka dan mereka yakin bahwa akan dibunuh. Namun, Nabi Musa AS memukul air laut dengan tongkatnya dan air terbelah, membuat jalan yang kering. Orang-orang menyeberang dengan aman. Ketika Fir'aun melihat jalan itu, dia memasuki laut dengan memimpin pasukannya. Namun saat Fir;aun sudah berada di tengah-tengah laut, air yang terbuka tiba-tiba kembali menutup Fir;aun dan pasukannya. Fir'aun pun tenggelam bersama dengan pasukannya dan meninggal.
Iulah kisah Nabi Musa AS yang menjadi tauladan bagi umas muslim yang ada di seluruh dunia. Kisah tersebut memperlihatkan perjuangan Nabi Musa AS dalam menyebarkan ajaran agama dari Allah SWT dan membuktikan kebesaran serta kekuasaan dari Allah SWT.